I started this social project soon after a family friend told me about situation about the struggles of organic rice farmers in Indonesia. It was a sad story of how they their lives have been dominated by 'tengkulak', or loan shark middle men traders, who would loans to farmers at the beginning of planting season at a high interest rate. During the harvest, market price will fall, and the farmers would end up just breaking even, or even owing the tengkulak more money. This leads to farmers being trapped in poverty cycles for decades, and unable to break free.
Being raised and educated overseas since I was a child, I had no plans of returning to Indonesia. However, I was intrigued enough to investigate the situation, and decided to visit the farmers and to see the real situation myself. It was a visit that changed my life. I saw poverty and scarcity, and how it was like to live day-to-day. What they lack, however, they make up with the enormous wealth they posses inside their hearts. With high spirits, they welcomed me into their homes, extending hospitality richer than any others I have known. They wholeheartedly offered me the little they had, including daily portions of food on the table that are meant for their family. As the saying goes, what comes from the heart touches the heart, and it was then that I knew that I had to help them live a better life.

---

Saya memulai proyek sosial ini segera setelah seorang teman keluarga memberi tahu saya tentang situasi perjuangan petani padi organik di Indonesia. Sungguh miris kisah hidup mereka yang didominasi oleh 'tengkulak', atau tengkulak rentenir, yang akan meminjamkan kepada petani di awal musim tanam dengan bunga tinggi. Saat panen raya, harga pasar akan turun, dan para petani hanya akan mengalami titik impas, atau bahkan berutang lebih banyak kepada tengkulak. Hal ini menyebabkan petani terjebak dalam lingkaran kemiskinan selama beberapa dekade, dan tidak dapat melepaskan diri.
Dibesarkan dan dididik di luar negeri sejak kecil, saya tidak punya rencana untuk kembali ke Indonesia. Namun, saya cukup tertarik untuk menyelidiki situasinya, dan memutuskan untuk mengunjungi para petani dan melihat sendiri situasi sebenarnya. Itu adalah kunjungan yang mengubah hidup saya. Saya melihat kemiskinan dan kelangkaan, dan bagaimana rasanya hidup sehari-hari. Apa yang mereka kekurangan, bagaimanapun, mereka membuat dengan kekayaan besar yang mereka miliki di dalam hati mereka. Dengan semangat tinggi, mereka menyambut saya di rumah mereka, memberikan keramahan yang lebih kaya daripada orang lain yang saya kenal. Mereka dengan sepenuh hati menawari saya sedikit yang mereka miliki, termasuk porsi makanan harian di atas meja yang diperuntukkan bagi keluarga mereka. Seperti kata pepatah, apa yang datang dari hati menyentuh hati, dan saat itulah saya tahu bahwa saya harus membantu mereka menjalani kehidupan yang lebih baik.